BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta hingga Jawa Tengah untuk Kurangi Hujan Ekstrem
radarjawa.web.id Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di sejumlah wilayah Indonesia.
Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang meningkat seiring masuknya puncak musim hujan di sebagian besar daerah.
Program OMC dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan berbagai unsur terkait.
Kegiatan ini difokuskan di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Tujuannya adalah mengurangi intensitas hujan ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang.
Langkah Antisipasi Hujan Ekstrem
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa intensitas hujan dalam beberapa minggu terakhir terus meningkat.
Kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat dan tengah tergolong aktif.
Fenomena ini memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai potensi angin kencang.
“Kami meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Curah hujan tinggi dan dinamika atmosfer yang aktif berisiko menimbulkan bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
BMKG menilai, kondisi cuaca ekstrem bisa berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.
Karena itu, diperlukan upaya mitigasi berbasis sains agar dampaknya terhadap masyarakat bisa ditekan.
Operasi Modifikasi Cuaca menjadi salah satu langkah konkret yang terbukti efektif dalam mengendalikan distribusi hujan.
Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah
Salah satu fokus utama pelaksanaan OMC berada di wilayah Jawa Tengah.
Operasi dilakukan melalui dua posko utama yang berlokasi di Semarang dan Solo.
Tim pelaksana memanfaatkan dua pesawat Cessna Caravan untuk menyemai garam ke awan potensial hujan.
Hingga saat ini, tercatat lebih dari 40 sorti penerbangan telah dilakukan di wilayah tersebut.
Hasilnya dinilai cukup efektif dalam menurunkan curah hujan di sejumlah daerah yang sebelumnya mengalami potensi banjir dan genangan tinggi.
Menurut BMKG, prinsip kerja OMC di Jawa Tengah bukan untuk menghentikan hujan, melainkan untuk meredistribusi curah hujan ke wilayah yang lebih aman.
Dengan cara ini, wilayah rawan bencana dapat terhindar dari curah hujan ekstrem yang memicu longsor dan banjir bandang.
Pelaksanaan Operasi di Jawa Barat dan DKI Jakarta
Selain di Jawa Tengah, operasi serupa juga digelar di wilayah barat Jawa, meliputi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Pelaksanaan dilakukan dari posko utama di Jakarta dengan dukungan teknis dari personel gabungan BMKG dan BNPB.
Sebanyak 29 sorti penerbangan telah dilakukan untuk menurunkan potensi hujan ekstrem di kawasan padat penduduk.
Hasil pemantauan menunjukkan, volume curah hujan di beberapa titik rawan menurun signifikan setelah penyemaian dilakukan.
OMC di kawasan ini juga difokuskan pada upaya mencegah banjir perkotaan, terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Selain itu, kegiatan ini membantu menstabilkan aliran sungai besar agar debit air tidak melampaui batas aman.
“Operasi ini bertujuan mengurangi intensitas hujan di wilayah sasaran, bukan menghilangkannya. Kami tetap menjaga keseimbangan siklus air,” ujar perwakilan teknis BMKG.
Kolaborasi dengan BNPB dan Lembaga Terkait
Program OMC tidak dapat berjalan tanpa koordinasi lintas lembaga.
BMKG menegaskan pentingnya peran BNPB, TNI AU, dan pemerintah daerah dalam menyediakan dukungan logistik, peralatan, serta jalur penerbangan.
Proses penyemaian awan membutuhkan perhitungan presisi tinggi, mencakup data radar cuaca, arah angin, kelembapan udara, dan tekanan atmosfer.
Karena itu, tim lapangan bekerja berdasarkan analisis data real-time agar penyemaian dilakukan pada waktu dan lokasi yang tepat.
BMKG juga mengoptimalkan teknologi satelit dan radar doppler untuk memantau perkembangan awan hujan.
Dengan sistem tersebut, efektivitas operasi dapat diukur secara ilmiah, bukan sekadar perkiraan visual.
Mitigasi Cuaca dan Dampak Bencana
Dalam penjelasannya, BMKG menyebut bahwa peningkatan aktivitas atmosfer seperti Monsun Asia dan Siklon Tropis turut memperparah kondisi cuaca di Indonesia.
Fenomena ini memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif, terutama di wilayah Jawa dan Sumatra.
BMKG memprediksi sebagian wilayah Indonesia akan terus mengalami hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa pekan ke depan.
Karena itu, Operasi Modifikasi Cuaca diharapkan menjadi solusi cepat untuk mengendalikan potensi bencana tanpa mengganggu ekosistem.
Selain operasi udara, BMKG juga memperkuat komunikasi publik melalui peringatan dini di berbagai kanal.
Informasi disebarkan melalui aplikasi, media sosial, dan jaringan radio agar masyarakat dapat segera melakukan langkah antisipatif.
“Kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor kunci dalam menekan dampak cuaca ekstrem,” tambah Dwikorita.
Upaya Pencegahan Bencana Hidrometeorologi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyambut baik langkah BMKG ini.
BNPB menilai modifikasi cuaca adalah bentuk mitigasi aktif yang dapat menekan risiko bencana sebelum terjadi.
Kepala BNPB menyebut, langkah ini juga membantu pemerintah daerah mempersiapkan langkah taktis seperti pengerukan drainase, perbaikan tanggul, dan penguatan jalur evakuasi.
Dengan pendekatan yang terintegrasi, diharapkan potensi kerugian akibat banjir atau tanah longsor bisa berkurang.
Selain itu, BNPB dan BMKG tengah mengembangkan sistem Early Warning System (EWS) yang dapat mendeteksi pola cuaca ekstrem secara lebih cepat.
Sistem ini akan membantu menentukan kapan dan di mana OMC perlu dilakukan secara efektif.
Kesimpulan
Operasi Modifikasi Cuaca yang dilakukan BMKG dan BNPB merupakan langkah strategis dalam menghadapi musim hujan dengan curah tinggi.
Melalui kolaborasi lintas sektor dan teknologi modern, upaya ini berhasil mengurangi dampak hujan ekstrem di wilayah padat penduduk seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Selain menjadi solusi jangka pendek, program ini menunjukkan pentingnya integrasi antara sains, kebijakan, dan kesadaran publik.
Dengan mitigasi yang tepat, Indonesia diharapkan mampu menghadapi perubahan iklim global tanpa harus terus-menerus menjadi korban cuaca ekstrem.

Cek Juga Artikel Dari Platform lagupopuler.web.id
