Korban Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Berhasil Diidentifikasi
radarjawa – Proses identifikasi korban kebakaran yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, akhirnya membuahkan hasil. Pihak kepolisian bersama tim forensik berhasil memastikan identitas seluruh korban, memberikan kepastian kepada keluarga yang sebelumnya menunggu informasi dengan cemas.
1. Proses Identifikasi yang Teliti
Tim forensik dari Polres Sidoarjo bekerja secara intensif sejak hari pertama pascakebakaran. Mereka menggunakan metode identifikasi DNA, sidik jari, dan catatan medis untuk memastikan setiap korban dapat dikenali dengan akurat. Kapolres Sidoarjo menjelaskan bahwa proses ini dilakukan hati-hati untuk menghindari kesalahan identifikasi yang bisa menambah beban psikologis keluarga.
Hasilnya, semua korban yang sebelumnya belum terdata kini berhasil diidentifikasi, termasuk anak-anak dan pengasuh ponpes. Informasi ini langsung disampaikan kepada keluarga melalui jalur resmi agar mereka bisa mempersiapkan pemakaman dan proses duka dengan tenang.
2. Jumlah Korban dan Kondisi Kejadian
Kebakaran di Ponpes Al-Khoziny terjadi pada malam hari dan menghanguskan sebagian besar bangunan asrama santri. Berdasarkan data kepolisian, terdapat 15 korban jiwa yang berhasil diidentifikasi. Sebagian besar korban merupakan santri laki-laki, dengan usia antara 8 hingga 17 tahun.
Penyebab kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik, meski kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Api cepat menjalar karena bahan bangunan kayu dan lantai yang rapat sehingga menghambat evakuasi. Beberapa santri dan pengasuh yang berhasil menyelamatkan diri menceritakan bahwa mereka berupaya memadamkan api sebelum akhirnya dievakuasi petugas.
3. Dukungan Psikologis bagi Keluarga dan Santri
Pemerintah daerah dan lembaga sosial telah menyiapkan tim psikolog untuk memberikan pendampingan bagi keluarga korban dan santri yang selamat. Kehadiran tim psikolog dianggap penting untuk membantu mereka menghadapi trauma akibat kehilangan orang terdekat dan pengalaman menegangkan selama kebakaran.
Selain itu, sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan turut memberikan dukungan, baik berupa sumbangan material maupun bantuan logistik untuk membantu korban yang selamat serta keluarga yang sedang berduka.
4. Langkah Penanganan dan Investigasi
Selain fokus pada identifikasi korban, kepolisian bersama Dinas Pemadam Kebakaran terus melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran. Pemeriksaan saksi, pengelola pondok, dan bukti-bukti fisik menjadi bagian dari upaya tersebut.
Pihak berwenang menegaskan akan menindaklanjuti temuan terkait kelalaian atau penyebab kebakaran agar kejadian serupa tidak terulang. Mereka juga berencana melakukan sosialisasi keselamatan kebakaran di ponpes-ponpes lain di Sidoarjo sebagai langkah pencegahan.
5. Harapan dan Respons Masyarakat
Masyarakat setempat menyambut baik upaya identifikasi korban yang cepat dan transparan. Banyak yang mengapresiasi koordinasi antara kepolisian, tim forensik, pemerintah daerah, dan pihak ponpes. Mereka berharap insiden ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran keselamatan di lingkungan pendidikan agama.
Keluarga korban juga menyatakan rasa syukur meski berduka, karena kini mereka memiliki kepastian tentang identitas orang yang mereka cintai. Pemerintah daerah berjanji akan memberikan bantuan untuk pembangunan kembali fasilitas pondok pesantren agar kegiatan belajar mengajar dapat dilanjutkan dengan aman.
Kesimpulan
Keberhasilan identifikasi korban Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo menjadi langkah penting dalam proses penanganan pascakebakaran. Meskipun duka masih menyelimuti keluarga dan santri yang selamat, kepastian identitas korban memberikan sedikit ketenangan bagi mereka.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan mitigasi risiko kebakaran di lingkungan pendidikan, khususnya pondok pesantren, agar tragedi serupa dapat dicegah di masa depan.

